Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Tuesday 22 September 2009

Pasang Aksara Bali (Bagian 4)

10. Seselan (sisipan)

Seselan itu ada empat macam, yaitu: um, in, er dan el.

Tentang penempatan seselan itu ada beberapa macam, yaitu sebagai berikut:

Pada umumnya terletak di antara wianjana dan suara (konsonan dan vokal) pada suku kata yang pertama misalnya)

dilah dumilah dumilah
sander sinander sinander
kontang krontang kerontang (krontang)
keteg kleteg keleteg (kleteg)

Huruf e hilang, karena Iuluh cenderung menjadi dua suku kata.

Kalau kata itu mulai dengan huruf suara, maka seselan itu terletak di muka, misalnya.

alap umalap um + alap
ilag umilag um + ilag
ulig inulig in + ulig
eman ineman in + eman
olah inolah in + olah

Kata-kata yang mulai dengan aksara ostia (labial) maka seselan itu terletak di muka, misalnya:

para umpara umara um + para
bancana umbancana umancana um + bancana
maha ummaha umaha um + maha
weti umwetu umetu um + wetu

Keterangan:

Uger-uger No. 2 sebenarnya tidak begitu menyimpang dengan No. 1, karena h dihapuskan (dihilangkan) makanya kelihatan di muka. Perhatikan contoh di bawah ini:

h um alap (bukankah um di tengah ?)

Seselan um yang terletak di muka pada umumnya u nya hilang, misalnya:

Umalap - malap
Umilag - milag
Umurip - murip, dan lain sebagainya.

11. Pengater dan Pangiring

Pangater terletak di muka dan pangiring terletak di belakang kata.

Pangater (awalan):

Tentang berapa jumlah pangater sukar kita tentukan, karena pangater Bali sudah bercampuran dengan pangater bahasa lain (Jawa Kuna, Sanskerta). Oleh karena itu kami akan tunjukkan pangater yang umum- umum saja.

katih + ha = akatih
gambar + ka = kagambar
jaga + ma = majaga
jagat + sa = sajagat
lali + pa = palali
semu + di = disemu
wira + pra = prawira
linggih + su = sulinggih
bhawa + swa = swabhawa
mala + nir = nirmala
shasana + dur = dusasana
purun + kami = kamipurun
ratu + para = pararatu
polah + pari = paripolah
tresna + kapi = kapitresna
miwah + maka = makamiwah
bhoga + upa = upabhoga
purug + pati = patipurug

Pangiring (akhiran)

Pangiring yang terletak pada suku kata yang terbuka (huruf hidup), biasanya berubah mendapat tambahan wianjana n, atau berubah menjadi yang, umpama:

ajak + ha = ajaka

aba + ha = abaa abana
garis + an = garisan

gede + an = gedean gedenan
sabuk + in = sabukin

basa + in = basahin basanin
manuk + he = manuke

kebo + he = kebohe kebone
jemak + ang = jemakang

bakta + ang = baktahang baktayang
panak + ne = panakne

sampi + ne = sampinne

bandingang:





sampi + he = sampihe sampine
meja + he = mejae mejane

Keterangan:

Aksara ka pada tambahan suatu kata mempunyai dua fungsi yaitu sebagai awalan (pangater) dalam kata- kata kajagur, kajambak dan sebagai kata depan (preposisi) dalam kata-kata ka Denpasar, ka uma dan lain sebagainya.
Pangater dus, nis sebenarnya tak ada, yang ada ialah pangater dur, nir. Pangater dur, nir ini sering berubah karena menyesuaikan diri dengan huruf yang mengikutinya.

PENUTUP

Sebagai penutup dari uraian kami ini, lagi sekali kami sampaikan acara-acara pokok dalam Pasamuhan Agung. Kecil Bahasa Bali tahun 1963, antara lain bahwa:

Pegangan pokok ialah ejaan yang terdapat dalam Ramayana oleh Kern, dan Baratayuda oleh Gunning.
Mengubah pasang tumpuk menjadi pasang jajar, karena pasang jajar itu cocok dengan penulisan Latin, gampang mengisi guru lagu, tidak menyalahi uger-uger yang telah ada (sastra sane kagantungin mati) dan lebih gampang membacanya.
Uger-uger hanya berlaku dalam suatu kata dasar (kruna lingga)
Pemakaian ardasuara (y, r, l, w) berlaku hukum dua suku kata (sesuai dengan Bahasa Indonesia)
Menghilangkan duita karena surang.
Dan lain sebagainya.

sumber: http://www.babadbali.com/aksarabali/books/ppebb/pp-set.htm

No comments:

Post a Comment